Ahmad dan Domba Kecilnya

Buku anak bertema kisah nabi mudah ditemukan di toko buku saat ini, bahkan buku-buku tersebut biasanya memiliki rak khusus. Buku tentang teladan nabi menjadi pilihan favorit para orangtua, dengan harapan bacaan tersebut dapat menumbuhkan nilai-nilai Islami pada anak sejak usia dini.

Akan tetapi, gaya narasi dan ilustrasi yang digunakan dalam buku-buku Islami ini cenderung sama: didaktis dan eksplisit. Selain itu, nama tokoh dan latar cerita yang asing juga sulit diingat. Alih-alih mendapat pesan cerita, anak-anak malah teralihkan dalam menyusun proyeksi utuh cerita di dalam kepala mereka.

“Ahmad dan Domba Kecilnya” adalah buku kisah nabi yang keluar dari pakem itu. Karya Wikan dan EorG ini adalah bagian dari rangkaian “Seri Belajar Islam secara Menyenangkan”. Wikan adalah alumnus Sastra Asia Barat Universitas Gajah Mada, sedangkan EorG seorang ilustrator mumpuni yang pernah meraih Samsung Kids Time Author Award 2015. Duet mereka menghasilkan buku anak kisah nabi yang lebih menonjolkan nilai-nilai luhur dengan estetika kata dan gambar yang patut diapresiasi.

Berbeda dengan cerita kisah nabi lain yang bersifat deduktif – nabi sebagai manusia dengan berbagai sifat luhur, nabi sebagai manusia yang diagungkan dan patut dicontoh – Wikan mengantarkan nilai-nilai luhur tersebut dengan tidak menyebutkan nama-nama tokoh yang ada di ceritanya, atau membingkainya ke dalam cerita di dalam cerita.

Ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa apa yang dilakukan para nabi dapat diteladani oleh orang biasa, termasuk anak-anak. Dengan mengurangi fokus kepada “siapa”, Wikan menuturkan satu per satu “bagaimana” sifat-sifat luhur nabi-nabi dalam setiap bab.  Penuturan terbalik ini membuat para pembaca yang sudah familiar dengan kisah-kisah nabi akan menyadari di akhir cerita, “Oh, ini kan cerita Nabi X!”.

Selain itu, tanpa harus memasukkan terlalu banyak tokoh dan latar ke dalam cerita, nilai-nilai luhur menjadi fokus utama yang mudah ditangkap anak-anak. Anonimitas tokoh dalam narasi kemudian didukung ilustrasi EorG yang menggunakan warna pastel dan garis halus yang memberikan kesan impresionis. Wajah tokoh dan latar tempat tidak digambarkan secara detail, sehingga interpretasi dan proyeksi cerita menjadi lebih luas.

Disertai kata pengantar tentang Indonesia Membumi, sebuah inisiatif antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), “Ahmad dan Domba Kecilnya” mengantarkan nilai-nilai luhur Nabi Muhammad saw. yang erat kaitannya dengan tindakan preventif korupsi: berkata jujur, berperilaku hemat, tidak serakah, tidak mencuri, rendah hati, dan banyak lagi. Ya, buku ini ternyata salah satu hasil proyek pembumian wacana anti-korupsi yang digencarkan KPK di tahun 2016.

Satu lagi hasil duet Wikan dan EorG yang bagus untuk anak Anda adalah “Melangkah dengan Bismillah”. Mengangkat kisah-kisah bertemakan kalimat thayyibah, buku ini tidak hanya mengeksplor kisah nabi, tapi juga menggunakan kisah Kancil dan Keluarga Macan sebagai media untuk menyampaikan nilai.

Makna kalimat bismillah, alhamdulillah, assalamualaikum, subhanallah, lailahaillallah, dan astaghfirullah disampaikan dengan kasus yang berbeda-beda sehingga anak-anak akan mudah mengerti tentang aplikasi masing-masing kalimat.

Garis merah dari semua kisah ini dirangkum di akhir buku, yaitu dengan petikan ayat yang menggambarkan kalimat-kalimat thayyibah layaknya pohon yang akarnya kokoh, dahannya menjulang ke angkasa dan berbuah sepanjang musim (QS. Ibrahim: 24-26).

“Ahmad dan Domba Kecilnya” dan “Melangkah dengan Bismillah” memiliki lebih banyak narasi ketimbang ilustrasi, karena itu mereka lebih cocok untuk dibaca oleh anak berusia 8 tahun ke atas. Namun, dua buku ini juga bisa dibacakan orangtua kepada anak yang masih balita sebagai cerita pengantar tidur, berhubung bab-bab di dalam dua buku ini tidak terlalu panjang.

Nah, bila Anda sedang mencari buku anak yang mengajarkan teladan nabi dengan cara yang tidak menggurui, dua buku ini adalah koleksi yang wajib dimiliki.

Mutiara Johan Sapri

———————————————————————————————————————–

Mutiara adalah lulusan Sastra Jerman Universitas Indonesia yang mulai tertarik dengan dunia sastra anak sejak 2013. Pernah bekerja sebagai kontributor majalah dan buku sejarah anak, kini ia sibuk sebagai Communication Assistant di sebuah perusahaan nirlaba milik Jerman sembari belajar tentang dunia development dan world sustainibility untuk dijadikan latar dan tema buku anak yang akan ditulisnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.