I’m Changing

Bukan waktunya lagi buku anak menghindari topik-topik yang dianggap tabu. Zaman bergerak kian cepat, dan anak tak mungkin terus-menerus diproteksi dari berbagai berita dan informasi yang mengalir deras di dunia maya maupun nyata. Buku anak justru harus menjadi “safe space” untuk membahas persoalan yang cenderung dihindari namun teramat penting bagi mereka. Pokok masalahnya bukan pada “what” atau apa isu yang dibahas, melainkan pada “how” atau bagaimana isu tersebut disajikan dengan tepat dan baik pada anak-anak. Di sinilah peran penting (dan kreatif) para penulis, editor, ilustrator, dan penerbit buku anak.

Salah satu isu yang dekat dengan kehidupan anak (dan tak bisa dihindari) adalah pubertas dan seksualitas. Dengan peningkatan gizi dan gaya hidup, anak perempuan kini sudah mendapatkan haid pertama saat mereka masih di bangku SD. Anak lelaki mengalami perkembangan yang kurang-lebih sama, dan mereka sama-sama mudah terekspos media digital yang menjadi pelarian pertama dalam mencari informasi, karena malu bertanya pada orangtua atau guru (yang harus diakui kadang masih memperlakukan mereka seperti anak kecil).

Coba berikan salah satu buku dari “I Am Me series” karya Robyn Soetikno ini. Biarkan anak membaca dulu sendirian tanpa pendampingan Anda, lalu hampiri dia dan tanyakan apa pendapatnya.

Salah satu buku dalam serial tersebut berjudul “I’m Changing”. Disertai ilustrasi cantik, sang gadis kecil dalam buku ini dikisahkan sedang menanti-nantikan datangnya perubahan pada tubuhnya. Ia pun mencoba membayangkan… akankah ia tumbuh menjadi seperti putri pendekar, atau jangan-jangan seekor beruang yang penuh bulu? Kabarnya juga, proses pertumbuhan itu akan terasa sakit?

Lalu perubahan itu mulai terjadi. Sang gadis kecil mengalami mens, payudaranya tumbuh, dan rambut pun bermunculan di bagian-bagian tubuhnya. Perubahan juga terjadi pada teman-teman cowok. Sewajarnyalah bila anak mulai merasa cemas di tahap ini. Apakah aku tumbuh dengan benar? Mengapa aku tidak seperti teman-temanku?

Di sinilah buku ini menguak pesan terpentingnya: “Setiap orang akan mengalami perubahan secara berbeda.” Pubertas bukanlah kompetisi, karena setiap anak itu unik dan harus menerima dan mencintai dirinya yang baru.

Dan, karena kedewasaan bukan sekadar pertumbuhan fisik, buku ini pun ditutup dengan tanya: “Apakah dewasa sekadar memiliki payudara? Apakah dewasa sekadar dapet? Atau ada arti lebih dari dewasa? When will I become an adult?”

Pertanyaan yang sangat potensial menjadi pembuka obrolan Anda dan sang buah hati yang beranjak remaja. Sambil santai, bukalah percakapan tentang apa yang terjadi saat pubertas dan apa saja yang bisa dilakukan anak untuk menjaga kesehatan dan kebersihan tubuhnya. Selamat mengobrol!

Leave a Reply

Your email address will not be published.