Rumah Kita Semua

Buku ini berisi 20 cerita pendek dari panti asuhan yang tersebar di berbagai bagian dunia. Ada dari Indonesia, Australia, India, Amerika, dan Timur Tengah. Semua tokoh utama dalam kisah-kisah tersebut adalah anak-anak usia sekolah dasar.

Bicara tentang panti asuhan, mungkin kita akan berpikir bahwa kisah-kisahnya akan didominasi sesuatu yang sedih dan memilukan. Nyatanya tidak. Di dalam buku, kita bisa melihat bahwa anak-anak tetap menjadi anak-anak. Dunia mereka tetap ceria meskipun tidak lagi memiliki ayah ibu atau sanak saudara.

Mereka tetap bisa mengadakan acara membuat kue muffin yang seru, seperti yang dilakukan oleh Emily di Australia. Atau mendapatkan pesta ulang tahun kejutan seperti yang dialami oleh Jannet di Amerika.

RumahKita-2

Beberapa cerita juga menampilkan kisah sehari-hari yang lucu khas anak-anak. Seperti Duta dari Indonesia yang baru bisa bangun dari tidurnya bila disodori sepotong ayam goreng. Atau Dahlan yang takut sekali dengan cicak.

Tentu, terselip pula kisah-kisah yang mengharukan dan bahkan inspiratif. Seperti Govind dari India. Meskipun ia kehilangan seluruh keluarganya karena bencana longsor, ia tetap bersyukur karena masih bisa tinggal di panti asuhan yang kondisinya lebih baik ketimbang tempat pengungsian.

Lalu, ada Syauqi dari Timur Tengah. Gadis kecil ini kehilangan sebelah kakinya karena perang. Tapi, ia tetap punya semangat hidup yang tinggi dan bercita-cita menjadi reporter suatu hari nanti.

RumahKita-1

Secara garis besar, “Rumah Kita Semua” adalah buku yang baik untuk dibaca bersama anak-anak usia lima tahun ke atas, atau dibaca sendiri oleh mereka yang berusia delapan tahun ke atas.

Melalui buku ini, anak bisa diajak berempati terhadap hidup anak-anak lain yang tidak seberuntung dirinya. Namun anak tidak akan sampai merasa sedih, karena “Rumah Kita Semua” tidak mengarahkan nuansa cerita ke arah sana.

Sayangnya, kita tidak diberi tahu apakah kisah-kisah yang ditulis di buku ini adalah kisah nyata atau bukan. Rasanya, akan lebih berarti kalau kisah-kisah ini memang diadaptasi dari kejadian nyata.

Agustina Sugianto

Leave a Reply

Your email address will not be published.