Sahabat Bumi

Tahukah Anda bahwa pada 2015, sejumlah orang sempat menandatangani petisi di Change.org untuk memasukkan perihal kesadaran lingkungan ke dalam kurikulum pendidikan Indonesia?

Petisi ini lahir dari keprihatinan terhadap sejumlah perilaku negatif kita terhadap lingkungan, seperti penggunaan energi dan benda yang tidak ramah lingkungan, sikap konsumtif yang berujung pada sampah yang berlebihan, juga minimnya kesadaran untuk mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang (Reduce, Reuse, Recycle). Padahal, maraknya bencana alam seperti banjir, kabut tebal, dan cuaca tak teratur diakibatkan oleh kurangnya kesadaran kita akan pentingnya menjaga lingkungan.

Meskipun petisi tersebut pada akhirnya tidak memenuhi kuota maksimal, upaya tersebut tak sia-sia, karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kemudian menetapkan perlunya buku anak bertema lingkungan sebagai buku pengayaan di sekolah. Salah satu buku itu adalah “Sahabat Bumi” — yang resmi ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Buku ini terdiri atas lima cerita pendek dengan ilustrator beragam. Judul-judulnya adalah “Taman Gantung”, “Kincir Kayuh”, “Panen Hujan”, “Rawa Penjernih”, dan “Bank Sampah”. Setiap cerita diawali pemaparan masalah lingkungan yang dialami dan ditutup dengan solusi yang dilakukan secara bergotong-royong.

Alur cerita seperti ini mengajak anak sebagai pembaca target untuk menjadi lebih sensitif dan cepat tanggap dengan masalah lingkungan di sekitar mereka. Latar yang digunakan juga bervariasi antara perkotaan dan pedesaan.

Di akhir setiap bab, penulis menyisipkan halaman rangkuman tentang inovasi yang diceritakan. Di dalam rangkuman ini, penulis memaparkan tentang manfaat dan cara membuat inovasi tersebut. Bahasa yang sederhana membuat bagian teknis ini tetap mudah untuk dimengerti oleh anak-anak.

Dari segi ilustrasi, buku ini tidak terasa monoton karena setiap bab cerita memiliki ilustrator yang berbeda. Meski begitu, semua ilustrasi di buku ini adalah buatan tangan atau handmade, baik dengan media cat air, pensil warna, ataupun krayon. Sebuah pilihan yang membuat buku ini menjadi lebih ramah dan hidup di mata anak-anak.

Satu hal menarik dari buku ini adalah pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara yang “sangat Indonesia”. Selain pemahaman akan kesadaran lingkungan, buku ini juga secara tidak langsung mengajarkan anak untuk bermusyawarah dan bergotong-royong — dua karakter bangsa yang mulai terkikis individualisme masyarakat modern.

“Sahabat Bumi” merupakan buku pengayaan sekolah tentang kesadaran lingkungan yang tidak mengabaikan kualitas narasi dan ilustrasi. Karena itu, selain menjadi bahan terapan, buku ini juga dapat dinikmati sebagai bacaan ringan yang menanamkan kecintaan anak terhadap Bumi.

Mutiara Johan Sapri

———————————————————————————————————————–

Mutiara adalah lulusan Sastra Jerman Universitas Indonesia yang mulai tertarik dengan dunia sastra anak sejak 2013. Pernah bekerja sebagai kontributor majalah dan buku sejarah anak, kini ia sibuk sebagai Communication Assistant di sebuah perusahaan nirlaba milik Jerman sembari belajar tentang dunia development dan world sustainibility untuk dijadikan latar dan tema buku anak yang akan ditulisnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.