Di Manakah Ujung Pelangi?

Berformat board book (buku berbahan karton tebal), judul yang memikat disertai ilustrasi yang sederhana segera menarik perhatian saya. Tidak banyak buku seperti ini bisa saya temui di toko buku kita, mungkin karena biaya produksi yang cukup tinggi.

Buku ini membawa kita mengikuti petualangan seekor kelinci putih bernama Bubu. Dikisahkan, Bubu begitu terpesona dengan pelangi sehingga ia ingin naik ke atas busur pelangi.

Dimulailah perjalanan Bubu mengejar pelangi, dari naik ke atas pohon sampai ke puncak bukit. Usaha Bubu pada akhirnya tidak berhasil karena pelangi keburu menghilang dari cakrawala. Namun, kegigihan Bubu telah menjadi contoh bagi hewan-hewan lain yang melihatnya.

Di-Manakah-Ujung-Pelangi---IsiCerita yang sederhana, tanpa pesan moral berlebihan, dan ilustrasi yang manis. Buku ini cocok sekali untuk menjadi peningkat minat membaca dalam koleksi pustaka si kecil.

Mengapa? Saat anak baru belajar membaca, kita tidak perlu memaksakan anak untuk langsung memahami pelajaran dari suatu cerita. Kadang, cerita yang ‘hanya’ untuk dinikmati – baik kata-kata maupun gambarnya – juga bisa membekas dalam benak anak.

Umumnya, board book berfungsi memperkenalkan konsep buku pada anak, dan biasanya berisi pengenalan akan angka, huruf, atau kosakata. Namun, board book yang satu ini berisi cerita yang terdiri dari sejumlah kalimat, kira-kira 3 – 7 kalimat narasi dalam satu halaman.

Oleh karena itu, meski di sampul buku ditegaskan bahwa buku ini ditujukan untuk balita, saya merasa buku ini masih cocok bagi anak yang sudah lebih besar, yakni usia 5 atau 6 tahun. Di usia ini, anak sedang memasuki tahapan pembaca mandiri, dan bisa memegang dan membaca buku sendiri tentu merupakan kenikmatan yang kelak (diharapkan) menumbuhkan minat mereka terhadap buku.

Herdiana Hakim

Leave a Reply

Your email address will not be published.