Dongeng Misterius dari Lima Benua

Tidak biasa. Itu istilah yang muncul pertama kali dalam benak saya ketika melihat buku Dongeng Misterius dari Lima Benua ini.

Mengapa? Isinya adalah cerita mengenai hantu, monster, dan makhluk-makhluk fiktif mengerikan yang tersebar di lima benua! Hiii! Tidak ada satu orang tua pun yang ingin menakut-nakuti anak mereka saat membacakan sebuah dongeng pengantar tidur, bukan?

IMG_0020

Tapi… tenang saja. Ternyata, konsep “horor” yang ditawarkan oleh buku ini tidak mengerikan. Malah, sebenarnya kedua buku ini menawarkan kisah-kisah ringan yang cukup mendidik dan mampu melatih keberanian serta kecerdasan anak.

Dalam Kisah Boogeyman Hijau yang Bau, misalnya. Si anak sempat merasa takut ketika sang Boogeyman yang hobi menculik anak-anak muncul di kamarnya. Namun, lalu si anak teringat akan mantra pengusir Boogeyman. Maka anak tersebut dengan berani menyerukan kalimat “Aku Tidak Takut” berulang kali, sampai sang Boogeyman akhirnya menyerah dan pergi.

IMG_0023

Tidak semua monster yang dimuat dalam buku ini tampil mengerikan. Mothman, misalnya. Dia tidak jahat, justru sangat berguna karena ia sanggup meramalkan bencana yang akan segera terjadi.

Contoh lain adalah Frankenstein. Ternyata, dia adalah monster yang baik. Justru penciptanya, yakni Dokter Victor Frankenstein yang galak, yang ditakuti oleh anak-anak. Menurut saya, sepertinya kisah-kisah semacam ini ingin memberi tahu anak-anak bahwa tidak semua makhluk yang kelihatan jelek adalah sosok yang jahat, bahwa kita tidak boleh menghakimi atau menghina seseorang hanya karena penampilan mereka.

IMG_0022

Namun, beberapa monster memang benar-benar berbahaya. Oleh karena itu, di akhir setiap cerita, diberi tahu fakta atau mitos seputar tokoh monster yang sedang dibahas.

Kesimpulannya, 50 cerita pendek dalam dua buku Dongeng Misterius ini bisa dijadikan sebagai bahan bacaan alternatif yang menarik bagi anak usia lima tahun ke atas. Apalagi, ilustrasi di dalam kedua buku ini dibuat dengan sangat apik dan serius – sungguh menarik untuk dilihat!

IMG_0024

Bagi orangtua yang memiliki energi ekstra, kita bisa menjadikan sesi pembacaan cerita dari buku ini menjadi interaktif. Misalnya, kita bisa berperan sebagai monster atau zombie yang dikisahkan di dalam buku. Bayangkan betapa serunya suasana yang tercipta saat kita bermain kejar-kejaran dengan anak kita. Namun, karena kita adalah si monster yang jahat, pada akhirnya kita tentu harus kalah dari anak-anak kita yang melawan dengan berani!

Agustina Sugianto

Alumni Desain Komunikasi Visual Universitas Tarumanagara yang mencintai bacaan anak. Penulis favoritnya adalah Roald Dahl.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.